Anggota SAKA Wira Kartika Babelan Gunakan Aplikasi Absen Online ini
Untuk Data Kehadiran Latihan Mingguan ( Klik Download Disini )
Segala puji bagi Tuhan yang telah memberikan nikmat dan juga kesehatan sehingga kita dapat bersama-sama pada kesempatan kali ini. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih sudah mengunjungi Webset kami Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada rekan-rekan seperjuangan/rekan-rekan Satuan Karya Wirakartika Koramil 04 Babelan
Untuk Data Kehadiran Latihan Mingguan ( Klik Download Disini )
Gunung Hutan
merupakan salah satu divisi yang berkegiatan di bidang pendakian gunung.
Pendakian gunung sendiri termasuk salah satu kegiatan olah raga alam bebas yang
keras dan penuh petualangan sehingga dibutuhkan kecerdasan, keterampilan, dan
kekuatan yang memadai. Kegiatan dalam divisi ini meliputi pembukaan jalur,
teknik membaca peta, teknik hidup di alam bebas dan lain-lain.
Mountaineering
berasal dari kata “mountain” yang berarti gunung. Mountaineering adalah
kegiatan mendaki gunung dan menyusuri hutan dengan menerapkan
materi-materi yang dibutuhkan selama pendakian.
Pembagian
mountaineering menurut jenis medan yang dihadapi:
1. Hill Walking = Perjalanan mendaki bukit-bukit atau pegunungan yang belum
membutuhkan peralatan
khusus dan tekhnik khusus.
2. Climbing =
Pendakian yang membutuhkan alat dan tekhnik khusus. Climbing dibagi
menjadi 2 macam
yaitu:
a. Rock Climbing = Pendakian pada batu yang membutuhkan alat dan tekhnik
khusus.
b. Snow and Ice Climbing = Pendakian pada gunung es atau daerah besalju yang
membutuhkan alat dan tekhnik khusus.
3. Scrambling =
Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak terlalu terjal yang terkadang
menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk
pengaman jalur di lintasan.
Materi-materi yang
harus dikuasai dalam kegiatan mountaineering :
1. Navigasi.
2. Suvival.
3. Ilmu Membaca medan dan peta (IMMP).
4. Teknik Hidup alam Bebas (THAB).
5. Pengetahuan dan tekhnik SAR.
6. Teknik Tali-temali.
7. Manajemen Perjalanan.
8. Manajemen Konflik.
9. Manajemen Logistik.
TNI ANGKATAN DARAT (TNI AD)
TNI Angkatan
Darat merupakan perangkat pertahanan negara yang bertugas untuk melindungi
wilayah perbatasan di negara Indonesia agar tidak diambil oleh negara lain.
Membangun dan mengembangkan kekuatan darat supaya memiliki armada yang ideal,
dan melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat.
Lambang
pangkat pada setiap Angkatan selalu dibagi menjadi tiga bagian, kecuali pangkat
kehormatan. Pertama, untuk Pakaian Dinas Upacara. Kedua, Pakaian Dinas Harian,
dan Pakaian Dinas Lapangan. Lambang yang ada di pakaian dinas masih dibagi lagi
menjadi dua. Dua bagian itu diberikan kepada komando dan staff. Sudah tahu
struktur pangkat TNI dan pangkatnya? Berikut struktur pangkat TNI dan
pangkatnya.
URUTAN
PANGKAT TNI ANGKATAN DARAT (AD)
1.
Pangkat Kehormatan
Foto
Pangkat
kehormatan yang ada di angkatan darat dikenal dengan sebutan Jenderal Besar dan
pangkat tersebut mempunyai lambang bintang lima emas. Ada tiga orang yang
mendapatkan pangkat kehormatan ini, yaitu Jenderal Besar Soedirman, Jenderal
Besar Abdul Haris Nasution, dan Jenderal Besar Soeharto.
2.
Perwira Tinggi
Foto
Kepangkatan
yang ada di Angkatan Darat adalah empat, yaitu Jenderal, Letnan Jenderal, Mayor
Jenderal, dan Brigadir Jenderal.
Jenderal
ditandai dengan lambang empat bintang emas. Dengan lambang empat bintang emas
itu berarti Jenderal merupakan pangkat tertinggi di struktur kepangkatan
Angkatan Darat. Letnan Jenderal ditandai dengan lambang tiga bintang
emas, yang berarti pangkat ini berada di bawah Jenderal.
Mayor
Jenderal memiliki lambang dua bintang emas yang berarti posisi pangkat ini di
bawah Letnan Jenderal. Pangkat terakhir di perwira tinggi adalah Brigadir
Jenderal dengan lambang satu bintang emas. Pakaian Dinas Lapangan perwira
tinggi lambang yang diberikan adalah bintang dengan warna hitam.
3.
Perwira Menengah
Struktur
kepangkatan yang ada di perwira menengah Angkatan Darat ada tiga, yaitu Kolonel,
Letnan Kolonel, Mayor.
Kolonel
ditandai dengan lambang tiga bunga melati emas. Kolonel merupakan pangkat
tertinggi di struktur kepangkatan perwira menengah Angkatan Darat. Pangkat
berikutnya adalah Letnan Kolonel yang ditandai dengan lambang dua bunga melati
emas.
Pangkat
Mayor adalah pangkat terendah di perwira menengah dan lambang yang dimiliki
satu bunga melati emas. Hanya pada Pakaian Dinas Lapangan di struktur
kepangkatan perwira menengah lambangnya melati dengan warna hitam.
Foto
4.
Perwira Pertama
Sama seperti
perwira menengah, struktur kepangkatan perwira pertama ada tiga, yaitu Kapten,
Letnan Satu, dan Letnan Dua.
Pangkat
tertinggi pada struktur kepangkatan pertama adalah Kapten, diikuti dengan
Letnan Satu, dan Letnan Dua. Pangkat Kapten ditandai dengan lambang tiga garis
yang mempunyai warna emas. Pangkat Letnan Satu ditandai dengan lambang dua
garis yang memiliki warna emas. Yang terakhir pangkat Letnan Dua ditandai
dengan lambang dua garis yang memiliki warna emas. Pada pakaian Dinas Lapangan
di struktur kepangkatan perwira pertama lambang garis berwarna hitam.
Foto
5.
Bintara Tinggi
Pada
struktur kepangkatan bintara tinggi hanya ada dua pangkat, yaitu Pembantu
Letnan Satu dan Pembantu Letnan Dua.
Pembantu
Letnan Satu ditandai dengan lambang dua garis bergelombang dengan warna emas
dan Pembantu Letnan Dua ditandai dengan lambang satu garis bergelombang
dengan warna emas. Hanya lambang Pakaian Dinas Lapangan yang lambangnya garis
bergelombang berwarna hitam.
Foto
6.
Bintara
Struktur
kepangkatan bintara ada empat pangkat. Empat pangkat itu terdiri dari Sersan
Mayor, Sersan Kepala, Sersan Satu, dan Sersan Dua.
Pangkat
tertinggi di struktur kepangkatan bintara adalah Sersan Mayor atau biasa
disingkat dengan sebutan Serma dan lambangnya empat garis seperti huruf V
berwarna emas.
Di bawah
Sersan Mayor ada pangkat Sersan Kepala lambangya adalah tiga garis menyerupai
huruf V dan memiliki warna emas. Berikutnya pangkat Sersan Satu ditandai dengan
dua garis seperti huruf V dengan warna emas.
Pangkat
Sersan Dua mempunyai lambang satu garis seperti huruf V yang memiliki warna
emas. Hanya lambang Pakaian Dinas Lapangan yang berbentuk seperti huruf V
dengan warna hitam.
Foto
7.
Tamtama Kepala
Tamtama
kepala mempunyai tiga pangkat, yaitu Kopral Kepala, Kopral Satu, Kopral Dua.
Lambang yang
ada pada struktur tamtama kepala hampir sama dengan lambang yang ada pada
struktur kepangkatan bintara, perbedaan kedua lambang itu terletak pada
warnanya.
Pangkat
Kopral Kepala diberi lambang garis seperti huruf V yang warnanya merah. Pangkat
Kopral Satu ditandai dengan lambang garis yang menyerupai huruf V dengan warna
merah. Pangkat Kopral Dua ini diberi lambang garis seperti huruf V yang
memiliki warna merah.
Foto
8.
Tamtama
Struktur
kepangkatan Tamtama Kepala mempunyai tiga pangkat yaitu Prajurit Kepala,
Prajurit Satu, dan Prajurit Dua.
Tiga garis
dengan warna merah menjadi lambang pangkat dari Prajurit Kepala. Berikutnya ada
Pangkat Prajurit Satu yang berada di bawah Prajurit Kepala dan lambangnya
adalah dua garis merah. Pangkat Prajurit Dua ditandai dengan lambang satu garis
dengan warna merah.
Foto
Setiap
angkatan mempunyai tugas utama yang sama yaitu menjaga dan mempertahankan
kedaulatan negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar tahun
1945.
Hampir
setiap pangkat memiliki warna lambang yang sama pada setiap pakaian dinas,
kecuali pakaian dinas lapangan. Namun, ada beberapa pakaian dinas di pangkat
tersebut memiliki warna lambang yang sama.
Setelah
mengetahui pangkat-pangkat yang ada di Tentara Nasional Indonesia (TNI)
tertarikkah Anda untuk menjadi TNI? Jika Grameds tertarik, kamu bisa
mempelajari tes TNI melalui buku Pintar Soal-Soal Sulit TNI POLRI oleh Tim Sukses Psikologi
A. PENGERTIAN
PEMIMPIN DAN KEPEMIMPIANAN
Pemimpin
adalah orang yang mendorong dan menggerakan orang lain agar mau bekerja sama
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Fungsi
penting sebab bagaimanapun juga baiknya perencanaan, tertibnya organisasi dan
tepetnya penempatan orang dalam organisasi, belum bearti menjamin geraknya
organisasi menuju sasaran dan tujuannya. Untuk itu diperlukan kecakapan,
keuletan, pengalaman dan kesabaran.
Kemampuan
untuk mempengaruhi dan mengerakkan orang lain guna mencapai tujuan tertentu
disebut kepemimpinan atau sering disebut juga leadership.
Kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan atas manajemen dan lebih dari itu
adalah menentukan keberhasilan administrasi.
Ini berarti
bahwa kepemimpinan akan menentukan tercapainya tujuan atau tidaknya suatu
tujuan organisasi.
Dalam
menggerakan orang lain kita perlu dan harus ingat pada empat faktor berikut :
1. Kepemimpinan,
yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang lain bekerja
sama dalam usaha mencapai tujuan.
2. Komunikasi,
yaitu cara dan media menyampaikan pesan.
3. Instruksi,
yaitu perintah atau petunjuk kerja yang jelas, tegas, terarah, jelas bagaimana
jalan peleksanaanya dll.
4. Fasilitas,
yaitu kemudahan yang menyebabkan pekerjaan menjadi mudah di laksanakan.
B. TIPE
KEPEMIMPINAN
1. Secara
ilmiah orang membedakan tipe kepemipinan sebagai berikut :
a. Kepemimpinan
Pribadi ( Personal Leadership )
b. Kepemimpinan
Non Pribadi ( Non Personal Leadership )
c. Kepemimpinan
Otoriter
d. Kepemimpinan
yang Demokratis
e. Kepemimpinan
Paternalitis/Kebapakan
f. Kepemimpinan
Laissez Faire ( Bebas apa maunya )
g. Kepemimpinan
Militer
2. Untuk
dapat melaksanakan tigasnya, seorang pemimpin harus memiliki dua aspek yaitu :
a. Aspek
internal, yaitu pemimpan harus mengetahui keadaan organisasi, gerak dan
tujuannya.
b. Aspek
eksternal, yaitu pemimpin harus mengatahui perkembangan organisasi lainnya
serta mengetahui perkembangan situasi masyarakat di luar oarganisasi.
C. SIFAT
KEPEMIMPINAN
Sifat-sifat
yang baik selalu ditutut oleh seorang pemimpin agar selalu dapat memberikan
kepemimpanannya. Sifat-sifat itu adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan
rohaniah atau akhlak.
2. Kelebihan
jasmani.
3. Kelebihan
penggunaan nalar ( rasio )
Dalam Gerkan
Pramuka terutama suatu satuan karya pramuka sifat pemimpin itu secara singkat
disebut :
1. Seorang
pemimpin adalah aorang yang dapat memipin dan dapat dipimpin.
2. Seorang
pemimpin harus dapat menjadi contoh teldan bagi anggotanya dalam sikap,
ketrampilan, perkataan dan perbutan atau singkatnya pemimpin harus mengunakan
sistem among.
D. ASAS
KEPEMIMPINAN
Menurut
Bapak Presiden Soeharto yang menyinggung kepemimpinan berdasar Pancasila maka
asas kepemimpinan terdiri dari :
1. Ketuhanan
Yang Maha Esa.
2. Inga
ngarso sun tulodho.
3. Ing
madya mangun karso.
4. Tut
wuri handayani.
5. Waspodo
purbo waseso.
6. Prasja.
7. Setya.
8. Ambeg
paramo arta
9. Hemat.
10. Sifat
terbuka.
11. Pewarisan/ahli
generasi.
E. TUGAS
PEMIMPIN
Seorang
pemimpin mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
1. Mengantarkan
atau mengarahkan.
2. Mengetuai.
3. Mempelopori
atau merintis.
4. Memberi
petunjuk, nasehat dan petuah.
5. Memberi
bimbingan.
6. Membina
untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggotanya.
7. Menggerakkan.
F. TANGGUNG
JAWAB PEMIMPIN
Dalam
Gerakan Pramuka pembinaan kepemimpinan di rahkan pada membentuk pemimpin yang
bertanggung jawab kepada :
1. Diri
sendiri,
2. Keluarga,
3. Masyarakat,
4. Bangsa
dan negara,
5. Tuhan
Yanga Maha Esa.
Pelaksanaan
kepemimpinan dalam Gerakan Pramuka ini lebih banyak dilakukan dengan praktik
dan memberi contoh oleh para pemimpinnya, disamping memberi motivasi.
G. PELAKSANAAN
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan
ini dalam Gerakan Pramuka penerapannya berdasarkan sistem among atau
kepemimpinan pamong, yaitu Inga Ngarso Sun Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut
Wuri Handayani.
Pembinaan
Pramuka SIAGA lebih menitik beratkan pada Inga Ngarso Sun Tulodho di samping
Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.
Pembinaan
Pramuka PENGGALANG lebih menitik beratkan pada Ing Madya Mangun Karso di
samping yaitu Inga Ngarso Sun Tulodho dan Tut Wuri Handayani.
Pembinaan
Pramuka PENEGAK DAN PENDEGA lebih mrnitik beratkan pada Tu Wuri
Handayani, di samping Inga Ngarso Sun Tulodho, dan Ing Madya Mangun Karso.
Pramuka
SIAGA dilatih menjadi pemimpin barung, Pramuka PENGGALANG dilatih menjadi
pemimpin regu dan Pramuka PENEGAK dan PANDEGA menjadi pemimpin sangga atau
racana. Dengan demikian kepemimpinan dalam Gerakan Pramuka lebih menitik
beratkan pada penanaman kesadaran dan keyakinan serta tanggung jawab yang
dibebankan pada seorang pemimpin.
H. MENGENAL
LINGKUNGAN
Sebagai
seorang pemimpin harus mengenal perubahan lingkungan, baik lingkungan
masyarakat maupun lingkungan hidup. sebagai pemimin suatau organisasi kita
perlu memperhatikan masyarakat di lingkungannya. Usaha Gerakan Pramuka di
Indonesia dalam hal menanggulangai pengaruh positif itu adalah dengan
memperkuat keyakinan beragama, mental dan moral, disampng memberi kegiatan dan
kesibukan yang berpengaruh positif bagi dirinya.
Tidak kurang
pula pentingnya bagi kehidupan masyarakat, yaitu masalah lingkungan hidup
di Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang penuh hutan, yang berisi
barbagai macam tanaman dan binatang, kini mengalami kekhawatiran akan punahnya
berbagai macam tanaman dan binatang akibat perusakan hutan. Dan tidak hanya itu
perubahan iklim yang menyebabkan Global Warming.
Pertolongan
Pertama adalah Tindakan atau bantuan awal yang diberikan kepada korban cedera
atau penyakit mendadak sebelum bantuan tenaga ahli datang(Dokter/Petugas
kesehatan)
1.
Menyalamatkan Jiwa/Hidup
Caranya :
· Memeliharajalan
nafas korban tetap lapang
· Meletakkan
dalam posisi yang sesuai
· Melakuakn
resusitasi bila perlu
· Mengendalikan
perdarahan
2. Mencegah
Kondisi Memburuk Atau Cacat
Caranya :
· Menutup
dan membalut luka
· Meletakkan
pada posisi perawatan yang sesuai
· Mengimmobilisasikan
luka berat dan patah tulang
3. Menunjang
Penyembuhan
Caranya :
· Menangani
dengan hati-hati
· Mengurangi
kecemasan korban
· Meningkatkan
rasa percaya korban
· Mengurangi
rasa tidak enak dan nyeri
· Melindungi
dari suhu lingkungan yang tidak baik
TANGGUNG
JAWAP PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA :
· Menilai
Situasi
· Mengidentifikasikan
cedera/penyakit
· Memberi
pertolongan sesuai prioritas
· Mengatur
pemindahan korban
· Menjaga
korban sampai dialihakn
Informasi untuk mendiaknosa masalah didapat dari :
· RIWAYAT
: Bagaimana kejadian terjadi dengan cara menanyakan langsung pada korban atau
orang lain.
· GEJALA
: Sensasi yang dirasakan korban
· TANDA
: Detail sensasi yang diketahui penolong dengan menggunakan inderanya :
Penglihatan,Perabaan,Pendengaran dan Pembauan.
MEMINTA
BANTUAN PELAYANAN MEDIK DARURAT :
Informasikan
hal berikut :
· Nonor
telepon panggil
· Nama
Pemanggil
· Lokasi
kejadian yang tepat(detail)
· Jumlah,jenis
kelamin dan perkiraan umur korban
· Jenis
cedera
· Bantuan
yang dibutuhkan/alat khusus
· Pertolongan
Pertama yang sudah diberikan
PEDOMAN
PEMERIKSAAN :
· Gerakkan
korban seminimal mungkin
· Mulai
pemeriksaan sistematik dari kepala ke kaki
· Ingat,gunakan
semua indera : Lihat,dengar rasa/raba,dan bau
· Selalu
bandingkan satu sisi tubuh dengan sisi yang lain
PELAPORAN
ATAU PENCATATAN KORBAN :
Sertakan
korban dengan catatan informasi mengenai :
· Riwayat
peristiwa / kejadian
· Diskripsi
cedera
· Tingkat
kesadaran dan perubahannya
· Cedera
lain yang menyertai
· Denyut
nadi dan perubahannya
· Warna
kulit dan perubahannya
· Darah
yang hilang
· Sikap
yang aneh(tidak biasa)
· Perawatan
yang diberikan
· Informasi
tambahan : tanda medis, kartu donor, catatan harian,dll.
LANGKAH-LANGKAH
PERTOLONGAN PERTAMA :
K R A B C
K : Keselamatan diri penolong
R : Respon (Tanggapan)
A : Airway (Jalan Napas)
B : Breating(Sirkulasi)
C : Circulation(Sirkulasi)
· Cek
denyut nadi
· Cek
perdarahan berat
K : Kelumpuhan/Kelemahan
- Cek Tulang Belakang
PEMERIKSAAN PRIMER :
Langkah-langkah
:
· Periksa
Kesadaran
· Minta
bantuan
· Posisikan
Korban
· Buka
jalan napas(kendalikan cedera tulang)
· Periksa
pernapasan(lihat dengar rasa)
*Bila tidak napas…………………. Beri 2 tiupan awal
· Periksa
denyut nadi
* Bila tidak ada…………………… Lakukan kompres dada
· Periksa
perdarahan berat
· *
Bila tidak ada…………………… hentikan segera
PEMERIKSAAN
SEKUNDER :
Langkah-langkah :
· Tanya
Jawab
· Periksa
tanda vital
· Periksa
kepala kaki
a. Periksa
Kepala
b. Periksa
Telinga, Hidung, Mulut
c. Periksa
Leher
d. Periksa
Bahu
e. Periksa
Dada-Perut
f. Periksa
Lengan
g. Periksa
Panggul & Tungkai
DENYUT NADI
Kecepatan
Nafas Normal(Istirahat)
· Bayi
: 25-50 Per menit
· Anak
: 15-30 Per menit
· Dewasa
: 12-20 Per menit
KECEPATAN
DENYUT NADI NORMAL(Istirahat)
· Bayi
: 120-150 Per menit
· Anak
: 80-150 Per menit
· Dewasa
: 60-80 Per menit
PERALATAN
PERTOLONGAN PERTAMA
1. Penutup Luka
· Kasa
Steril
· Bantalan
Kasa
2. Pembalut
Contoh
· Pembalut
Gulung/Pita
· Pembalut
Segitiga/Mitella
· Pembalut
Rekat/Plester
3. Cairan
Antiseptik
· Alkohol
70%
· Povidone
iodine 10%
4. Cairan
Pencuci Mata
· Boorwater
5. Peralatan
Stabilisasi
· Bidai
· Papan
Spinal Panjang
· Papan
Spinal Pendek
6. Gunting
pembalut
7. Pinset
8. Senter
9. Kapas
10. Selimut
11. Kartu
Penderita
12. Alat
Tulis
13. Oksigen
14. Tensimeter
dan Stetoskop
15. Tandu
SYOK
1. Gejala – Tanda Awal :
· Kulit
pucat (bibir bagian dalam)
· Kulit
dingin,lembab,berkeringat
· Nadi
cepat
· Pengisian
kapiler lambat ( Cuping telinga & hidung pucat)
2. Gejala – Tanda berkembang
· Lemah
dan Pening
· Mual
mungkin Muntah
· Haus
· Napas
Cepat – dangkal
· Denyut
nadi lemah – sukar dirapa
3. Gejala –
Tanda lanjut
· Gelisah,cemas,
bahkan agresif
· Menguap
(lapar udara)
· Tidak
sadar
· Henti
jantung
4.
Pertolongan Pertama :
· Hentikan
perdarahan berat / atasi sebab
· Perlu
perhatian medis
· Baringkan
· Tinggikan
tungkai , bila mungkin
· Rawat
luka
· Immobilisasi
patah tulang
· Longgarkan
ikatan pakaian
· Jaga
suhu tubuh ( Selimuti )
· Bila
haus basahkan bibir
· Awasi
& catat napas,nadi,kesadaran
· Bila
tak sadar,muntah atau napas sukar : posisikan stabil
CEDERA
DADA REMUK
Gejala & tanda :
· Gejala
dan tanda umum kekurangan oksigen
· Sukar
dan nyeri bernapas
· Gerakkan
abnormal rongga dada waktu bernapas
· Dinding
dada kehilangan bentuk
· Mungkin
muntah darah (petunjuk kerusakan paru-paru)
Pertolongan
pertama :
· Topang
cedera dengan tangan penolong
· Buat
posisi setengah duduk, miring ke sisi cedera
· Immobilisasi
dinding dada
· Letakkan
bantalan tebal diatas cedera
· Buat
sling elevasi, lengan sisi cedera
· Longgarkan
ikatan pakaian
· Periksa
dan rawat cedera lain
· Bila
tidak sadar-bernapas, buat posisi stabil, sisi sehat diatas
· Transportasi
ke fasilitas medis dalam posisi
PINGSAN
Gejala dan
tanda :
· Limbung
· Pandangan
kabur
· Lemas
· Perasaan
Panas dan dingin
· Menguap
· Hilang
kesadaran sesaat
· Denyut
nadi lambat
· Kulit
lembab,dingin,pucat
Pertolongan
Pertama :
· Baringkan,
tungkai tinggikan
· Longgarkan
ikatan pakaian
· Beri
udara segar
· Periksa
cedera lain
· Pulih,
istirahatkan beberapa menit
· Bila
tidak pulih cepat, perlu perhatian medis
- Periksa napas,nadi
- Posisikan
pemulihan
CEDERA
KEPALA
Gejala dan
tanda :
· Riwayat
cedera
· Hilang
kesan(memori)
· Sakit
kepala
· Penglihatan
kabur
· Abnormal
respon dan sentuhan
· Luka
pada kepala atau wajah
· Darah
dari telinga atau hidung
· Manik
mata tidak sama
Pertolongan
Pertama :
· Bila
sadar :
- posisikan stabil
- bersihkan dan buka jalan napas
- awasi napas dan sirkulasi
· Topang
kepala – leher sewaktu pemindahan
· Bila
wajah cedera berat, Buka jalan napas dengan jari
· Hentikan
pendarahan (jangan tekan langsung)
· Bila
darah dari telinga, beri penutup luka steril
· Bila
cedera mata, beri bantalan dan balut ringan kedua mata
· Perlu
perhatian medis
HISTERIA
Gejala dan
tanda
· Hilang
kesadaran sesaat dengan dramatisasi sikap
· Korban
mungkin : berguling di tanah atau merobek-robek pakaian atau berteriak atau
menangis
· Napas
cepat
· Tidak
dapat gerak tanpa sebab yang tampak jelas
Pertolongan
pertama:
· Tenangkan
· Tenangkan
· Hindari
dari massa
· Bawa
ke tempat tenang
· Dampingi
dan awasi terus
· Anjurkan
ke dokter, setelah tenang
LUKA-
PENDARAHAN
Klasifikasi luka :
- Terbuka
- Tertutup
Jenis luka terbuka :
- lecet
- iris
- robek
- tembus
Jenis luka tertutup :
- memar
Klasifikasi Perdarahan :
- Tertutup
- Terbuka
PERDARAHAN TERBUKA
Gejala dan tanda :
- Tampak jenis luka (kulit rusak)
- Tampak ada perdarahan
Pertolongan Pertama :
- Baringkan terlentang
- Hentikan perdarahan
- Istirahatkan dan tinggikan, bila mungkin
- Longgarkan ikatan pakaian
- Jangan beri makan atau minum
- Perlu bantuan medis
PERDARAHAN TERTUTUP
Gejala dan tanda :
- Kulit dingin,lembab,dan bercak
- Nadi cepat-lemah
- Nyeri
- Rasa haus
- Konfusi(bingung,gelisah dan cemas)
- Dapat menjadi tak sadar
- Ada lebam
Pertolongan Pertama :
- Baringkan atau dudukkan bila batuk darah
- Tinggikan tungkai atau tekuk lutut
- Longgarkan ikatan pakaian
- Perlu perhatian medis
- Jangan beri makan atau minum
- Tenagkan
LUKA TERBUKA
Pertolongan pertama :
- Hentikan perdarahan
- Bersihkan luka
- Beri penutup luka
- Balut
- Perlu perhatian medis
PENUTUP LUKA DAN PEMBALUTAN
Macam penutup luka
- Penutup luka dengan obat
- Penutup luka tanpa obat
Macam pembalut :
- Pembalut berperekat(plester)
- Pembalut tanpa perekat
PATAH TULANG
Klasifikasi :
- Tertutup
- Terbuka
Gejala dan tanda :
• Rasa atau dengar derik patahan
• Nyeri
• Sukar atau tak dapat gerak
• Hilang kekuatan
• Kelainan bentuk
• Nyeri tekan
• Bengkok-memar
Pertolongan Pertama Umum :
• Hentikan perdarahan
• Tutup luka
• Periksa patahan
• Anjurkan tidak bergerak
• Immobilisasi
• Pindahkan, bila ada bahaya
• Tangani dengan lembut
• Atasi dan cegah syok
• Perlu bantuan medis
PATAH TULANG LENGAN ATAS
Gejala dan tanda :
- nyeri
- hilang fungsi gerak
- bengkok-memar
- korban menopang lengan cedera
Pertolongan Pertama :
- posisikan duduk
- topang lengan cedera di dada
- beri bantalan antara dada dengan lengan
- pakaikan gendongan lengan
- balut fiksir dengan balutan lebar
- periksa denjut nadi
- perlu bantuan medis
CARA PENGANGKUTAN KORBAN
Pengangkutan tanpa menggunakan alat (hanya 1 penolong):
- memapah
- membopong
- menggendong
- menjulang
- menarik
Pengangkutan tanpa menggunakan alat ( 2 penolong) :
- pengangkutan duduk
- pengangkutan terbaring
- penggangkutan duduk di atas kursi
- pengangkutan bergantung
Era
reformasi membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di Republik
Indonesia. Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi
tampaknya ada juga yang negatif dan pada gilirannya akan merugikan bagi
keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Suasana
keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru menyebabkan arus informasi dari segala
penjuru dunia seolah tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari ekstrim
kiri sampai ke ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi
muda, untuk dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari jati diri
bangsa setelah selama lebih dari 30 tahun merasa terbelenggu oleh sistem
pemerintahan yang otoriter.
Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat nasionalisme
dan kecintaan pada negara. Perbedaan pendapat antar golongan atau
ketidaksetujuan dengan kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam
suatu sistem politik yang demokratis. Namun berbagai tindakan anarkis, konflik
SARA dan separatisme yang sering terjadi dengan mengatas namakan demokrasi
menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan sebagai suatu
bangsa. Kepentingan kelompok, bahkan kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan
utama. Semangat untuk membela negara seolah telah memudar.
Bela Negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme,
seolah-olah kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak
pada Tentara Nasional Indonesia. Padahal berdasarkan Pasal 30 UUD 1945, bela
negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Republik Indonesia. Bela
negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republik Indonesia
terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.
UU no 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara RI mengatur tata cara
penyelenggaraan pertahanan negara yang dilakukan oleh Tentara Nasional
Indonesia (TNI) maupun oleh seluruh komponen bangsa. Upaya melibatkan
seluruh komponen bangsa dalam penyelenggaraan pertahanan negara itu antara lain
dilakukan melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. Di dalam masa
transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi, tentu timbul
pertanyaan apakah Pendidikan Pendahuluan Bela Negara masih relevan dan masih
dibutuhkan. Makalah ini akan mencoba membahas tentang relevansi Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara di era reformasi dan dalam rangka menghadapi era
globalisasi abad ke 21.
Hakekat
Ancaman Terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia Ancaman Dari
Luar
Dengan berakhirnya Perang Dingin pada awal tahun 1990an, maka ketegangan
regional di dunia umumnya, dan di kawasan Asia Tenggara khususnya dapat
dikatakan berkurang. Meskipun masih terdapat potensi konflik khususnya di
wilayah Laut Cina Selatan, misalnya sengketa Kepulauan Spratly yang melibatkan
beberapa negara di kawasan ini, masalah Timor Timur yang menyebabkan
ketegangan antara Indonesia dan Australia, dan sengketa Pulau Sipadan/Ligitan
antara Indonesia dan Malaysia, namun diperkirakan semua pihak yang
terkait tidak akan menyelesaikan masalah tersebut melalui kekerasan bersenjata.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam jangka waktu pendek ancaman dalam
bentuk agresi dari luar relatif kecil. Potensi ancaman dari luar tampaknya
akan lebih berbentuk upaya menghancurkan moral dan budaya bangsa melalui
disinformasi, propaganda, peredaran narkotika dan obat-obat terlarang,
film-film porno atau berbagai kegiatan kebudayaan asing yang mempengaruhi
bangsa Indonesia terutama generasi muda, yang pada gilirannya dapat merusak
budaya bangsa. Potensi ancaman dari luar lainnya adalah dalam bentuk
"penjarahan" sumber daya alam Indonesia melalui eksploitasi sumber
daya alam yang tidak terkontrol yang pada gilirannya
dapat
merusak lingkungan atau pembagian hasil yang tidak seimbang baik yang dilakukan
secara "legal" maupun yang dilakukan melalui kolusi dengan pejabat
pemerintah terkait sehingga meyebabkan kerugian bagi negara.
Semua potensi ancaman tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan Ketahanan
Nasional melalui berbagai cara, antara lain:
1. Pembekalan
mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal
2. pengaruh-pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia
3. Upaya
peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) melalui pemahaman
dan penghayatan (bukan sekedar
penghafalan) sejarah perjuangan bangsa.
4. Pengawasan
yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam nasional serta
terciptanya suatu pemerintahan yang bersih
dan berwibawa (legitimate, bebas KKN, dan
konsisten melaksanakan
peraturan/undang-undang).
5. Kegiatan-kegiatan
lain yang bersifat kecintaan terhadap tanah air serta
menanamkan semangat juang untuk
membela negara, bangsa dan tanah air serta mempertahankan
Panca Sila sebagai ideologi
negara dan UUD 1945 sebagai landasan berbangsa dan bernegara.
6. Untuk
menghadapi potensi agresi bersenjata dari luar, meskipun kemungkinannya
relative sangat kecil, selain
menggunakan unsur kekuatan TNI, tentu saja dapat
menggunakan unsur Rakyat Terlatih
(Ratih) sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan Semesta.
Dengan doktrin Ketahanan Nasional itu, diharapkan bangsa Indonesia mampu
mengidentifikasi berbagai masalah nasional termasuk ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan terhadap keamanan negara guna menentukan langkah
atau tindakan untuk menghadapinya.
Ancaman
Dari Dalam
Meskipun tokoh-tokoh LSM banyak yang menyatakan hal ini sebagai sesuatu yang
mengada-ada, pada kenyataannya potensi ancaman yang dihadapi Negara Republik
Indonesia tampaknya akan lebih banyak muncul dari dalam negeri, antara lain
dalam bentuk:
1. Disintegrasi
bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen kesukuan atau
pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat
2. Keresahan
sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran Hak Azasi
Manusia yang pada gilirannya dapat
menyebabkan huru-hara/kerusuhan massa
3. Upaya
penggantian ideologi Panca Sila dengan ideologi lain yang ekstrim atau yang
tidak sesuai dengan jiwa dan
semangat perjuangan bangsa Indonesia
4. Potensi
konflik antar kelompok/golongan baik akibat perbedaan pendapat dalam
masalah politik, maupun akibat
masalah SARA
5. Makar
atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional
Di masa transisi ke arah demokratisasi sesuai dengan tuntutan reformasi saat
ini, potensi konflik antar kelompok/golongan dalam masyarakat sangatlah besar.
Perbedaan pendapat yang justru adalah esensi dari demokrasi malah merupakan potensi
konflik yang serius apabila salah satu pihak berkeras dalam mempertahankan
pendiriannya sementara pihak yang lain berkeras memaksakan kehendaknya.
Dalam hal ini, sebenarnya cara yang terbaik untuk mengatasi perbedaan
pendapat adalah musyawarah untuk mufakat. Namun cara yang sesungguhnya
merupakan ciri khas budaya bangsa Indonesia itu tampaknya sudah dianggap kuno
atau tidak sesuai lagi di era reformasi ini. Masalahnya, cara pengambilan suara
terbanyakpun (yang dianggap sebagai cara yang paling demokratis dalam
menyelesaikan perbedaan pendapat) seringkali menimbulkan rasa tidak puas bagi
pihak yang "kalah", sehingga mereka memilih cara pengerahan
massa atau melakukan tindak kekerasan untuk memaksakan kehendaknya.
Tidak adanya kesadaran hukum di sebagian kalangan masyarakat serta ketidak
pastian hukum akibat campur tangan pemerintah dalam sistem peradilan juga
merupakan potensi ancaman bagi keamanan dalam negeri. Apalagi di masa
transisi saat ini ada kelompok/golongan yang secara terbuka menyatakan tidak
mengakui Peraturan/perundangan yang dikeluarkan oleh pemerintah transisi yang
berkuasa saat ini. Pelecehan terhadap hukum/undang-undang ini jelas menimbulkan
kekacauan/anarki dan merupakan potensi konflik yang serius. Contoh yang paling
nyata adalah insiden Semanggi di mana para pengunjuk rasa yang jelas-jelas
tidak mematuhi UU no 9/1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka
Umum akhirnya bentrok dengan aparat keamanan yang justru ingin menegakkan
hukum. Terlepas dari berbagai faktor psikologis dan politis yang memicu
terjadinya insiden tersebut, kenyataannya adalah seandainya semua pihak
menyadari pentingnya kepatuhan terhadap hukum, tentunya insiden itu tidak akan
terjadi. Keragu-raguan aparat penegak hukum (kepolisian, kejaksaan maupun
pengadilan) dalam menangani berbagai tindak pidana korupsi yang melibatkan
pejabat tinggi negara juga potensial untuk menyulut huru-hara akibat kekecewaan
masyarakat. Tidak adanya kesadaran hukum, di samping aspek
sosial-psikologis yang perlu diteliti lebih lanjut dan dicarikan
penyelesaiannya, juga menyebabkan sering timbulnya tawuran antar warga
atau tawuran antar pelajar yang pada gilirannya menimbulkan keresahan
masyarakat dan menyebabkan instabilitas keamanan lingkungan. Maka, sosialisasi berbagai
peraturan dan perundang-undangan serta penegakan hukum yang tegas, adil dan
tanpa pandang bulu adalah satu-satunya jalan untuk mengatasi potensi konflik
ini. Potensi ancaman dari dalam negeri ini perlu mendapat perhatian yang serius
mengingat instabilitas internal seringkali mengundang campur tangan pihak
asing, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk
kepentingan mereka.
Memudarnya
Nasionalisme dan Kecintaan Pada Bangsa dan Tanah Air
Sebagai produk dari faktor politik, ekonomi, sosial dan intelektual pada suatu
tahapan sejarah, nasionalisme adalah "suatu kondisi pikiran, perasaan atau
keyakinan sekelompok manusia pada suatu wilayah geografis tertentu, yang
berbicara dalam bahasa yang sama, memiliki kesusasteraan yang mencerminkan
aspirasi bangsanya, terlekat pada adat dan tradisi bersama, memuja pahlawan
mereka sendiri dan dalam kasus-kasus tertentu menganut agama yang sama"
Nasionalisme adalah produk langsung dari konsep bangsa. Ia merujuk kepada
perasaan "kasih sayang" pada satu sama lain yang dimiliki oleh
anggota bangsa itu dan rasa kebanggaan yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri.
Dia adalah semangat kebersamaan yang bertujuan memelihara kesamaan pandangan,
kesamaan masyarakat dan kesamaan bangsa dalam suatu kelompok orang-orang
tertentu. Dia adalah suatu idelogi abstrak yang mengakui kebutuhan akan suatu
pengalaman bersama, kebudayaan bersama, dasar sejarah, bahasa bersama dan
lingkungan politik yang homogen. Nasionalisme dapat diungkapkan dengan berbagai
cara, misalnya keinginan untuk mencapai taraf kehidupan yang tinggi, keinginan
untuk memenangkan medali emas lebih banyak dari negara lain dalam Olympiade,
atau bahkan menundukkan wilayah lain yang berbatasan.
Akhir-akhir ini ditengarai bahwa semangat nasionalisme dan patriotisme,
khususnya di kalangan generasi muda Indonesia telah memudar. Beberapa indikasi
antara lain adalah munculnya semangat kedaerahan seiring dengan diberlakukannya
otonomi daerah; ketidakpedulian terhadap bendera dan lagu kebangsaan; kurangnya
apresiasi terhadap kebudayaan dan kesenian daerah; konflik antar etnis yang
mengakibatkan pertumpahan darah.
Ketidak mampuan pemerintah pasca Orde Baru untuk mengatasi krisis
multidimensional sering dijadikan "kambing hitam" penyebab memudarnya
nasionalisme. Banyak orang yang tidak merasa bangga menjadi orang Indonesia
akibat citra buruk di dunia internasional sebagai "sarang koruptor"
dan "sarang teroris". Banyak orang yang enggan membela negara dengan
alasan "saya dapat dari negara?" Presiden John F. Kennedy dari
Amerika Serikat pernah mengatakan, "don't ask what your country can do for
you, ask what can you do for your country!" (jangan tanyakan apa yang
dapat dilakukan oleh negaramu untukmu, tapi tanyakan apa yang dapat kamu
lakukan untuk negaramu!) Semangat seperti itu seharusnya juga berlaku bagi
semua warga Negara Indonesia. Ada semacam kekeliruan pandangan bahwa negara
identik dengan pemerintah. Setiap warga negara boleh saja tidak setuju dengan
kebijakan pemerintah, tapi dia tetap berhak dan wajib membela negaranya.
Memudarnya nasionalisme dan patriotisme mungkin juga disebabkan oleh tiadanya
penghayatan atas arti perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Perayaan hari
Kemerdekaan setiap tanggal 17 Agustus selama berpuluh tahun terkesan hanya
sebagai ritual upacara bendera yang membosankan. Tradisi
"hura-hura" lomba makan krupuk dan panjat pinang,
panggung hiburan yang dari tahun ke tahun hanya diisi oleh vocal group remaja
setempat di setiap RT di seluruh tanah air dan gapura yang mencantumkan
slogan-slogan kosong di setiap ujung gang. Yang lebih memprihatinkan, di tengah
krisis ekonomi yang berlarut-larut ini, hari Kemerdekaan dirayakan dengan
kembang api. Betapa tidak nasionalis dan tidak patriotisnya, membakar uang
puluhan juta rupiah sementara sebagian besar rakyat tengah menderita.
Sedikit sekali kelompok masyarakat yang merayakan hari Kemerdekaan dengan acara
syukuran dan do'a bersama mengingat jasa para pahlawan yang telah mengorbankan
nyawa mereka untuk mencapai kemerdekaan ini.
Demikian pula Sumpah Pemuda, yang sebenarnya adalah modal awal persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia jauh sebelum kemerdekaan, kini seolah hanya merupakan
pelajaran sejarah yang tidak pernah dihayati dan diamalkan. Munculnya gerakan
separatisme dan konflik antar etnis membuktikan tidak adanya kesadaran bahwa
kita adalah satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Harus diakui bahwa
ada faktor-faktor politis, ekonomi dan psikologis yang menyebabkan
gerakan-gerakan separatis maupun konflik antar etnis itu, misalnya masalah
ketidak adilan sosial dan ekonomi, persaingan antar kelompok dan sebagainya.
Kurang tanggapnya pemerintah baik di pusat maupun daerah untuk mengantisipasi
atau segera menangani berbagai permasalahan itu menyebabkan tereskalasinya
suatu masalah kecil menjadi konflik yang berkepanjangan.
Bela
Negara Sebagai Hak dan Kewajiban Warga Negara Konsep Bela Negara
Pasal 30 UUD 1945 menyebutkan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara". Konsep Bela Negara
dapat diuraikan yaitu secara fisik maupun non-fisik. Secara fisik yaitu
dengan cara "memanggul bedil" menghadapi serangan atau agresi musuh.
Bela Negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar.
Sedangkan Bela Negara secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai "segala
upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap
tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara".
Bela
Negara Secara Fisik
Keterlibatan warga negara sipil dalam upaya pertahanan negara merupakan hak dan
kewajiban konstitusional setiap warga negara Republik Indonesia. Tapi,
seperti diatur dalam UU no 3 tahun 2002 dan sesuai dengan doktrin Sistem
Pertahanan Semesta, maka pelaksanaannya dilakukan oleh Rakyat Terlatih
(Ratih) yang terdiri dari berbagai unsur misalnya Resimen Mahasiswa, Perlawanan
Rakyat, Pertahanan Sipil, Mitra Babinsa, OKP yang telah mengikuti Pendidikan
Dasar Militer dan lainnya. Rakyat Terlatih mempunyai empat fungsi yaitu
Ketertiban Umum, Perlindungan
Jenis-Jenis Jerat Groun Snare Perangkap ini di buat pada jalur yang selalu binatang datang, untuk itu kita perl...