Ayo Daftarkan diri Anda..

Ayo Daftarkan diri Anda..
Ayo Daftarkan Diri Anda.. Klik Gambar di Atas..

Selasa, 16 November 2021

Selasa, 26 Oktober 2021

mountaineering


 mountaineering

Gunung Hutan merupakan salah satu divisi yang berkegiatan di bidang pendakian gunung. Pendakian gunung sendiri termasuk salah satu kegiatan olah raga alam bebas yang keras dan penuh petualangan sehingga dibutuhkan kecerdasan, keterampilan, dan kekuatan yang memadai. Kegiatan dalam divisi ini meliputi pembukaan jalur, teknik membaca peta, teknik hidup di alam bebas dan lain-lain.

Mountaineering berasal dari kata “mountain” yang berarti gunung. Mountaineering adalah kegiatan mendaki gunung  dan menyusuri hutan dengan menerapkan materi-materi yang  dibutuhkan selama pendakian.

Pembagian mountaineering menurut jenis medan yang dihadapi:
1. Hill Walking = Perjalanan mendaki bukit-bukit atau pegunungan yang belum

membutuhkan peralatan khusus dan tekhnik khusus.

2. Climbing = Pendakian yang membutuhkan alat dan tekhnik khusus. Climbing dibagi

menjadi 2 macam yaitu:
a. Rock Climbing = Pendakian pada batu yang membutuhkan alat dan tekhnik khusus.
b. Snow and Ice Climbing = Pendakian pada gunung es atau daerah besalju yang

     membutuhkan alat dan tekhnik khusus.

3. Scrambling = Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak terlalu terjal yang terkadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan.

Materi-materi yang harus dikuasai dalam kegiatan mountaineering :
1. Navigasi.
2. Suvival.
3. Ilmu Membaca medan dan peta (IMMP).
4. Teknik Hidup alam Bebas (THAB).
5. Pengetahuan dan tekhnik SAR.
6. Teknik Tali-temali.
7. Manajemen Perjalanan.
8. Manajemen Konflik.
9. Manajemen Logistik.

 

Rabu, 20 Oktober 2021

URUTAN PANGKAT TNI ANGKATAN DARAT (AD)

TNI ANGKATAN DARAT (TNI AD)

TNI Angkatan Darat merupakan perangkat pertahanan negara yang bertugas untuk melindungi wilayah perbatasan di negara Indonesia agar tidak diambil oleh negara lain. Membangun dan mengembangkan kekuatan darat supaya memiliki armada yang ideal, dan melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat.

Lambang pangkat pada setiap Angkatan selalu dibagi menjadi tiga bagian, kecuali pangkat kehormatan. Pertama, untuk Pakaian Dinas Upacara. Kedua, Pakaian Dinas Harian, dan Pakaian Dinas Lapangan. Lambang yang ada di pakaian dinas masih dibagi lagi menjadi dua. Dua bagian itu diberikan kepada komando dan staff. Sudah tahu struktur pangkat TNI dan pangkatnya? Berikut struktur pangkat TNI dan pangkatnya.

URUTAN PANGKAT TNI ANGKATAN DARAT (AD)

1. Pangkat Kehormatan

Foto


Pangkat kehormatan yang ada di angkatan darat dikenal dengan sebutan Jenderal Besar dan pangkat tersebut mempunyai lambang bintang lima emas. Ada tiga orang yang mendapatkan pangkat kehormatan ini, yaitu Jenderal Besar Soedirman, Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, dan Jenderal Besar Soeharto.

 

2. Perwira Tinggi

Foto


Kepangkatan yang ada di Angkatan Darat adalah empat, yaitu Jenderal, Letnan Jenderal, Mayor Jenderal, dan Brigadir Jenderal.

Jenderal ditandai dengan lambang empat bintang emas. Dengan lambang empat bintang emas itu berarti Jenderal merupakan pangkat tertinggi di struktur kepangkatan Angkatan  Darat. Letnan Jenderal ditandai dengan lambang tiga bintang emas, yang berarti pangkat ini berada di bawah Jenderal.

Mayor Jenderal memiliki lambang dua bintang emas yang berarti posisi pangkat ini di bawah Letnan Jenderal. Pangkat terakhir di perwira tinggi adalah Brigadir Jenderal dengan lambang satu bintang emas. Pakaian Dinas Lapangan perwira tinggi lambang yang diberikan adalah bintang dengan warna hitam.

 

3. Perwira Menengah 

Struktur kepangkatan yang ada di perwira menengah Angkatan Darat ada tiga, yaitu Kolonel, Letnan Kolonel, Mayor.

Kolonel ditandai dengan lambang tiga bunga melati emas. Kolonel merupakan pangkat tertinggi di struktur kepangkatan perwira menengah Angkatan Darat. Pangkat berikutnya adalah Letnan Kolonel yang ditandai dengan lambang dua bunga melati emas.

Pangkat Mayor adalah pangkat terendah di perwira menengah dan lambang yang dimiliki satu bunga melati emas. Hanya pada Pakaian Dinas Lapangan di struktur kepangkatan perwira menengah lambangnya melati dengan warna hitam.

Foto


4. Perwira Pertama

Sama seperti perwira menengah, struktur kepangkatan perwira pertama ada tiga, yaitu Kapten, Letnan Satu, dan Letnan Dua.

Pangkat tertinggi pada struktur kepangkatan pertama adalah Kapten, diikuti dengan Letnan Satu, dan Letnan Dua. Pangkat Kapten ditandai dengan lambang tiga garis yang mempunyai warna emas. Pangkat Letnan Satu ditandai dengan lambang dua garis yang memiliki warna emas. Yang terakhir pangkat Letnan Dua ditandai dengan lambang dua garis yang memiliki warna emas. Pada pakaian Dinas Lapangan di struktur kepangkatan perwira pertama lambang garis berwarna hitam.

Foto 




5. Bintara Tinggi

Pada struktur kepangkatan bintara tinggi hanya ada dua pangkat, yaitu Pembantu Letnan Satu dan Pembantu Letnan Dua.

Pembantu Letnan Satu ditandai dengan lambang dua garis bergelombang dengan warna emas dan Pembantu Letnan Dua ditandai dengan lambang satu  garis bergelombang dengan warna emas. Hanya lambang Pakaian Dinas Lapangan yang lambangnya garis bergelombang berwarna hitam.

Foto


6. Bintara

Struktur kepangkatan bintara ada empat pangkat. Empat pangkat itu terdiri dari Sersan Mayor, Sersan Kepala, Sersan Satu, dan Sersan Dua.

Pangkat tertinggi di struktur kepangkatan bintara adalah Sersan Mayor atau biasa disingkat dengan sebutan Serma dan lambangnya empat garis seperti huruf V berwarna emas.

Di bawah Sersan Mayor ada pangkat Sersan Kepala lambangya adalah tiga garis menyerupai huruf V dan memiliki warna emas. Berikutnya pangkat Sersan Satu ditandai dengan dua garis seperti huruf V dengan warna emas.

Pangkat Sersan Dua mempunyai lambang satu garis seperti huruf V yang memiliki warna emas. Hanya lambang Pakaian Dinas Lapangan yang berbentuk seperti huruf V dengan warna hitam.

Foto


7. Tamtama Kepala

Tamtama kepala mempunyai tiga pangkat, yaitu Kopral Kepala, Kopral Satu, Kopral Dua.

Lambang yang ada pada struktur tamtama kepala hampir sama dengan lambang yang ada pada struktur kepangkatan bintara, perbedaan kedua lambang itu terletak pada warnanya.

Pangkat Kopral Kepala diberi lambang garis seperti huruf V yang warnanya merah. Pangkat Kopral Satu ditandai dengan lambang garis yang menyerupai huruf V dengan warna merah. Pangkat Kopral Dua ini diberi lambang garis seperti huruf V yang memiliki warna merah.

Foto


8. Tamtama 

Struktur kepangkatan Tamtama Kepala mempunyai tiga pangkat yaitu Prajurit Kepala, Prajurit Satu, dan Prajurit Dua.

Tiga garis dengan warna merah menjadi lambang pangkat dari Prajurit Kepala. Berikutnya ada Pangkat Prajurit Satu yang berada di bawah Prajurit Kepala dan lambangnya adalah dua garis merah. Pangkat Prajurit Dua ditandai dengan lambang satu garis dengan warna merah.

Foto


Setiap angkatan mempunyai tugas utama yang sama yaitu menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar tahun 1945.

Hampir setiap pangkat memiliki warna lambang yang sama pada setiap pakaian dinas, kecuali pakaian dinas lapangan. Namun, ada beberapa pakaian dinas di pangkat tersebut memiliki warna lambang yang sama.

Setelah mengetahui pangkat-pangkat yang ada di Tentara Nasional Indonesia (TNI) tertarikkah Anda untuk menjadi TNI? Jika Grameds tertarik, kamu bisa mempelajari tes TNI melalui buku Pintar Soal-Soal Sulit TNI POLRI oleh Tim Sukses Psikologi 


SAPTA MARGA TNI

 SAPTA MARGA



8 WAJIB TNI

 8 WAJIB TNI



SUMPAH PRAJURIT TNI

 SUMPAH PRAJURIT



Kepemimpinan ( Leadership )

 


A. PENGERTIAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPIANAN

Pemimpin adalah orang yang mendorong dan menggerakan orang lain agar mau bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Fungsi penting sebab bagaimanapun juga baiknya perencanaan, tertibnya organisasi dan tepetnya penempatan orang dalam organisasi, belum bearti menjamin geraknya organisasi menuju sasaran dan tujuannya. Untuk itu diperlukan kecakapan, keuletan, pengalaman dan kesabaran.

Kemampuan untuk mempengaruhi dan mengerakkan orang lain guna mencapai tujuan tertentu disebut kepemimpinan atau sering disebut juga leadership. Kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan atas manajemen dan lebih dari itu adalah menentukan keberhasilan administrasi.

Ini berarti bahwa kepemimpinan akan menentukan tercapainya tujuan atau tidaknya suatu tujuan organisasi.

Dalam menggerakan orang lain kita perlu dan harus ingat pada empat faktor berikut :

1.    Kepemimpinan, yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang lain bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan.

2.    Komunikasi, yaitu cara dan media menyampaikan pesan.

3.    Instruksi, yaitu perintah atau petunjuk kerja yang jelas, tegas, terarah, jelas bagaimana jalan peleksanaanya dll.

4.    Fasilitas, yaitu kemudahan yang menyebabkan pekerjaan menjadi mudah di laksanakan.

 

B. TIPE KEPEMIMPINAN

1.                  Secara ilmiah orang membedakan tipe kepemipinan sebagai berikut :

a.    Kepemimpinan Pribadi ( Personal Leadership )

b.    Kepemimpinan Non Pribadi ( Non Personal Leadership )

c.    Kepemimpinan Otoriter

d.    Kepemimpinan yang Demokratis

e.    Kepemimpinan Paternalitis/Kebapakan

f.     Kepemimpinan Laissez Faire ( Bebas apa maunya )

g.    Kepemimpinan Militer

2.                  Untuk dapat melaksanakan tigasnya, seorang pemimpin harus memiliki dua aspek yaitu :

a.    Aspek internal, yaitu pemimpan harus mengetahui keadaan organisasi, gerak dan tujuannya.

b.    Aspek eksternal, yaitu pemimpin harus mengatahui perkembangan organisasi lainnya serta mengetahui perkembangan situasi masyarakat di luar oarganisasi.

 

C. SIFAT KEPEMIMPINAN

Sifat-sifat yang baik selalu ditutut oleh seorang pemimpin agar selalu dapat memberikan kepemimpanannya. Sifat-sifat itu adalah sebagai berikut :

1.                  Kelebihan rohaniah atau akhlak.

2.                  Kelebihan jasmani.

3.                  Kelebihan penggunaan nalar ( rasio )

Dalam Gerkan Pramuka terutama suatu satuan karya pramuka sifat pemimpin itu secara singkat disebut :

1.                  Seorang pemimpin adalah aorang yang dapat memipin dan dapat dipimpin.

2.                  Seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh teldan bagi anggotanya dalam sikap, ketrampilan, perkataan dan perbutan atau singkatnya pemimpin harus mengunakan sistem among.

 

D. ASAS KEPEMIMPINAN

Menurut Bapak Presiden Soeharto yang menyinggung kepemimpinan berdasar Pancasila maka asas kepemimpinan terdiri dari :

1.                  Ketuhanan Yang Maha Esa.

2.                  Inga ngarso sun tulodho.

3.                  Ing madya mangun karso.

4.                  Tut wuri handayani.

5.                  Waspodo purbo waseso.

6.                  Prasja.

7.                  Setya.

8.                  Ambeg paramo arta

9.                  Hemat.

10.              Sifat terbuka.

11.              Pewarisan/ahli generasi.

 

E.  TUGAS PEMIMPIN

Seorang pemimpin mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

1.                  Mengantarkan atau mengarahkan.

2.                  Mengetuai.

3.                  Mempelopori atau merintis.

4.                  Memberi petunjuk, nasehat dan petuah.

5.                  Memberi bimbingan.

6.                  Membina untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggotanya.

7.                  Menggerakkan.

 

F.  TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Dalam Gerakan Pramuka pembinaan kepemimpinan di rahkan pada membentuk pemimpin yang bertanggung jawab kepada :

1.                  Diri sendiri,

2.                  Keluarga,

3.                  Masyarakat,

4.                  Bangsa dan negara,

5.                  Tuhan Yanga Maha Esa.

Pelaksanaan kepemimpinan dalam Gerakan Pramuka ini lebih banyak dilakukan dengan praktik dan memberi contoh oleh para pemimpinnya, disamping memberi motivasi.

 

G. PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan ini dalam Gerakan Pramuka penerapannya berdasarkan sistem among atau kepemimpinan pamong, yaitu Inga Ngarso Sun Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.

Pembinaan Pramuka SIAGA lebih menitik beratkan pada Inga Ngarso Sun Tulodho di samping Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.

Pembinaan Pramuka PENGGALANG lebih menitik beratkan pada Ing Madya Mangun Karso di samping yaitu Inga Ngarso Sun Tulodho dan Tut Wuri Handayani.

Pembinaan Pramuka  PENEGAK DAN PENDEGA lebih mrnitik beratkan pada Tu Wuri Handayani, di samping Inga Ngarso Sun Tulodho, dan Ing Madya Mangun Karso.

Pramuka SIAGA dilatih menjadi pemimpin barung, Pramuka PENGGALANG dilatih menjadi pemimpin regu dan Pramuka PENEGAK dan PANDEGA menjadi pemimpin sangga atau racana. Dengan demikian kepemimpinan dalam Gerakan Pramuka lebih menitik beratkan pada penanaman kesadaran dan keyakinan serta tanggung jawab yang dibebankan pada seorang pemimpin.

 

H. MENGENAL LINGKUNGAN

Sebagai seorang pemimpin harus mengenal perubahan lingkungan, baik lingkungan masyarakat maupun lingkungan hidup. sebagai pemimin suatau organisasi kita perlu memperhatikan masyarakat di lingkungannya. Usaha Gerakan Pramuka di Indonesia dalam hal menanggulangai pengaruh positif itu adalah dengan memperkuat keyakinan beragama, mental dan moral, disampng memberi kegiatan dan kesibukan yang berpengaruh positif bagi dirinya.

Tidak kurang pula  pentingnya bagi kehidupan masyarakat, yaitu masalah lingkungan hidup di Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang penuh hutan, yang berisi barbagai macam tanaman dan binatang, kini mengalami kekhawatiran akan punahnya berbagai macam tanaman dan binatang akibat perusakan hutan. Dan tidak hanya itu perubahan iklim yang menyebabkan Global Warming.


Pertolongan Pertama

 


 Pertolongan Pertama adalah Tindakan atau bantuan awal yang diberikan kepada korban cedera atau penyakit mendadak sebelum bantuan tenaga ahli datang(Dokter/Petugas kesehatan)


TUJUAN PERTOLONGAN PERTAMA

1. Menyalamatkan Jiwa/Hidup

            Caranya :

·         Memeliharajalan nafas korban tetap lapang

·         Meletakkan dalam posisi yang sesuai

·         Melakuakn resusitasi bila perlu

·         Mengendalikan perdarahan

 

2. Mencegah Kondisi Memburuk Atau Cacat

            Caranya :

·         Menutup dan membalut luka

·         Meletakkan pada posisi perawatan yang sesuai

·         Mengimmobilisasikan luka berat dan patah tulang

 

3. Menunjang Penyembuhan

            Caranya :

·         Menangani dengan hati-hati

·         Mengurangi kecemasan korban

·         Meningkatkan rasa percaya korban

·         Mengurangi rasa tidak enak dan nyeri

·         Melindungi dari suhu lingkungan yang tidak baik

 

TANGGUNG JAWAP PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA :

·                     Menilai Situasi

·                     Mengidentifikasikan cedera/penyakit

·                     Memberi pertolongan sesuai prioritas

·                     Mengatur pemindahan korban

·                     Menjaga korban sampai dialihakn


Informasi untuk mendiaknosa masalah didapat dari :

·                     RIWAYAT : Bagaimana kejadian terjadi dengan cara menanyakan langsung pada korban atau orang lain.

·                     GEJALA : Sensasi yang dirasakan korban

·                     TANDA : Detail sensasi yang diketahui penolong dengan menggunakan inderanya : Penglihatan,Perabaan,Pendengaran dan Pembauan.

 

MEMINTA BANTUAN PELAYANAN MEDIK DARURAT :

Informasikan hal berikut :

·                     Nonor telepon panggil

·                     Nama Pemanggil

·                     Lokasi kejadian yang tepat(detail)

·                     Jumlah,jenis kelamin dan perkiraan umur korban

·                      Jenis cedera

·                     Bantuan yang dibutuhkan/alat khusus

·                      Pertolongan Pertama yang sudah diberikan

 

PEDOMAN PEMERIKSAAN :

·         Gerakkan korban seminimal mungkin

·                     Mulai pemeriksaan sistematik dari kepala ke kaki

·                     Ingat,gunakan semua indera : Lihat,dengar rasa/raba,dan bau

·                     Selalu bandingkan satu sisi tubuh dengan sisi yang lain

PELAPORAN ATAU PENCATATAN KORBAN :

 

Sertakan korban dengan catatan informasi mengenai :

·                     Riwayat peristiwa / kejadian

·                     Diskripsi cedera

·                     Tingkat kesadaran dan perubahannya

·                     Cedera lain yang menyertai

·                     Denyut nadi dan perubahannya

·                     Warna kulit dan perubahannya

·                     Darah yang hilang

·                     Sikap yang aneh(tidak biasa)

·                     Perawatan yang diberikan

·                     Informasi tambahan : tanda medis, kartu donor, catatan harian,dll.

LANGKAH-LANGKAH PERTOLONGAN PERTAMA :

K R A B C
K : Keselamatan diri penolong
R : Respon (Tanggapan)
A : Airway (Jalan Napas)
B : Breating(Sirkulasi)
C : Circulation(Sirkulasi)

·         Cek denyut nadi

·         Cek perdarahan berat


K : Kelumpuhan/Kelemahan
- Cek Tulang Belakang

PEMERIKSAAN PRIMER :

Langkah-langkah :

·                     Periksa Kesadaran

·                     Minta bantuan

·                     Posisikan Korban

·                     Buka jalan napas(kendalikan cedera tulang)

·                     Periksa pernapasan(lihat dengar rasa)
*Bila tidak napas…………………. Beri 2 tiupan awal

·                     Periksa denyut nadi
* Bila tidak ada…………………… Lakukan kompres dada

·                     Periksa perdarahan berat

·                     * Bila tidak ada…………………… hentikan segera

PEMERIKSAAN SEKUNDER :


Langkah-langkah :

·                     Tanya Jawab

·                     Periksa tanda vital

·                     Periksa kepala kaki

a.    Periksa Kepala

b.    Periksa Telinga, Hidung, Mulut

c.    Periksa Leher

d.    Periksa Bahu

e.    Periksa Dada-Perut

f.     Periksa Lengan

g.    Periksa Panggul & Tungkai


DENYUT NADI

 

Kecepatan Nafas Normal(Istirahat)

·                     Bayi : 25-50 Per menit

·                     Anak : 15-30 Per menit

·                     Dewasa : 12-20 Per menit

 

KECEPATAN DENYUT NADI NORMAL(Istirahat)

·                     Bayi : 120-150 Per menit

·                     Anak : 80-150 Per menit

·                     Dewasa : 60-80 Per menit

PERALATAN PERTOLONGAN PERTAMA


1. Penutup Luka

·                     Kasa Steril

·                     Bantalan Kasa

2. Pembalut

Contoh

·                     Pembalut Gulung/Pita

·                     Pembalut Segitiga/Mitella

·                     Pembalut Rekat/Plester

3. Cairan Antiseptik

·                     Alkohol 70%

·                     Povidone iodine 10%

4. Cairan Pencuci Mata

·                     Boorwater

5. Peralatan Stabilisasi

·                     Bidai

·                     Papan Spinal Panjang

·                     Papan Spinal Pendek

6.    Gunting pembalut

7.    Pinset

8.    Senter

9.    Kapas

10.  Selimut

11.  Kartu Penderita

12.  Alat Tulis

13.  Oksigen

14.  Tensimeter dan Stetoskop

15.  Tandu


SYOK


1. Gejala – Tanda Awal :

·                     Kulit pucat (bibir bagian dalam)

·                     Kulit dingin,lembab,berkeringat

·                     Nadi cepat

·                     Pengisian kapiler lambat ( Cuping telinga & hidung pucat)


2. Gejala – Tanda berkembang

·                     Lemah dan Pening

·                     Mual mungkin Muntah

·                     Haus

·                     Napas Cepat – dangkal

·                     Denyut nadi lemah – sukar dirapa

3. Gejala – Tanda lanjut

·                     Gelisah,cemas, bahkan agresif

·                     Menguap (lapar udara)

·                     Tidak sadar

·                     Henti jantung

4. Pertolongan Pertama :

·                     Hentikan perdarahan berat / atasi sebab

·                     Perlu perhatian medis

·                     Baringkan

·                     Tinggikan tungkai , bila mungkin

·                     Rawat luka

·                     Immobilisasi patah tulang

·                     Longgarkan ikatan pakaian

·                     Jaga suhu tubuh ( Selimuti )

·                     Bila haus basahkan bibir

·                     Awasi & catat napas,nadi,kesadaran

·                     Bila tak sadar,muntah atau napas sukar : posisikan stabil

CEDERA DADA REMUK


Gejala & tanda :

·                     Gejala dan tanda umum kekurangan oksigen

·                     Sukar dan nyeri bernapas

·                     Gerakkan abnormal rongga dada waktu bernapas

·                     Dinding dada kehilangan bentuk

·                     Mungkin muntah darah (petunjuk kerusakan paru-paru)

 

Pertolongan pertama :

·                     Topang cedera dengan tangan penolong

·                     Buat posisi setengah duduk, miring ke sisi cedera

·                     Immobilisasi dinding dada

·                     Letakkan bantalan tebal diatas cedera

·                     Buat sling elevasi, lengan sisi cedera

·                     Longgarkan ikatan pakaian

·                     Periksa dan rawat cedera lain

·                     Bila tidak sadar-bernapas, buat posisi stabil, sisi sehat diatas

·                     Transportasi ke fasilitas medis dalam posisi

 

PINGSAN

Gejala dan tanda :

·                     Limbung

·                     Pandangan kabur

·                     Lemas

·                     Perasaan Panas dan dingin

·                     Menguap

·                     Hilang kesadaran sesaat

·                     Denyut nadi lambat

·                     Kulit lembab,dingin,pucat

 

Pertolongan Pertama :

·                     Baringkan, tungkai tinggikan

·                     Longgarkan ikatan pakaian

·                     Beri udara segar

·                     Periksa cedera lain

·                     Pulih, istirahatkan beberapa menit

·                     Bila tidak pulih cepat, perlu perhatian medis

          - Periksa napas,nadi
          - Posisikan pemulihan

CEDERA KEPALA

 

Gejala dan tanda :

·                     Riwayat cedera

·                     Hilang kesan(memori)

·                      Sakit kepala

·                     Penglihatan kabur

·                     Abnormal respon dan sentuhan

·                     Luka pada kepala atau wajah

·                     Darah dari telinga atau hidung

·                     Manik mata tidak sama

 

Pertolongan Pertama :

·                     Bila sadar :
- posisikan stabil
- bersihkan dan buka jalan napas
- awasi napas dan sirkulasi

·                     Topang kepala – leher sewaktu pemindahan

·                     Bila wajah cedera berat, Buka jalan napas dengan jari

·                     Hentikan pendarahan (jangan tekan langsung)

·                     Bila darah dari telinga, beri penutup luka steril

·                     Bila cedera mata, beri bantalan dan balut ringan kedua mata

·                     Perlu perhatian medis


HISTERIA

 

Gejala dan tanda

·                     Hilang kesadaran sesaat dengan dramatisasi sikap

·                     Korban mungkin : berguling di tanah atau merobek-robek pakaian atau berteriak atau menangis

·                     Napas cepat

·                     Tidak dapat gerak tanpa sebab yang tampak jelas

Pertolongan pertama:

·                     Tenangkan

·                     Tenangkan

·                     Hindari dari massa

·                     Bawa ke tempat tenang

·                     Dampingi dan awasi terus

·                     Anjurkan ke dokter, setelah tenang

LUKA- PENDARAHAN


Klasifikasi luka :
- Terbuka
- Tertutup
Jenis luka terbuka :
- lecet
- iris
- robek
- tembus
Jenis luka tertutup :
- memar
Klasifikasi Perdarahan :
- Tertutup
- Terbuka


PERDARAHAN TERBUKA


Gejala dan tanda :
- Tampak jenis luka (kulit rusak)
- Tampak ada perdarahan
Pertolongan Pertama :
- Baringkan terlentang
- Hentikan perdarahan
- Istirahatkan dan tinggikan, bila mungkin
- Longgarkan ikatan pakaian
- Jangan beri makan atau minum
- Perlu bantuan medis


PERDARAHAN TERTUTUP


Gejala dan tanda :
- Kulit dingin,lembab,dan bercak
- Nadi cepat-lemah
- Nyeri
- Rasa haus
- Konfusi(bingung,gelisah dan cemas)
- Dapat menjadi tak sadar
- Ada lebam
Pertolongan Pertama :
- Baringkan atau dudukkan bila batuk darah
- Tinggikan tungkai atau tekuk lutut
- Longgarkan ikatan pakaian
- Perlu perhatian medis
- Jangan beri makan atau minum
- Tenagkan


LUKA TERBUKA


Pertolongan pertama :
- Hentikan perdarahan
- Bersihkan luka
- Beri penutup luka
- Balut
- Perlu perhatian medis

PENUTUP LUKA DAN PEMBALUTAN

Macam penutup luka
- Penutup luka dengan obat
- Penutup luka tanpa obat
Macam pembalut :
- Pembalut berperekat(plester)
- Pembalut tanpa perekat


PATAH TULANG


Klasifikasi :
- Tertutup
- Terbuka
Gejala dan tanda :
• Rasa atau dengar derik patahan
• Nyeri
• Sukar atau tak dapat gerak
• Hilang kekuatan
• Kelainan bentuk
• Nyeri tekan
• Bengkok-memar
Pertolongan Pertama Umum :
• Hentikan perdarahan
• Tutup luka
• Periksa patahan
• Anjurkan tidak bergerak 
• Immobilisasi
• Pindahkan, bila ada bahaya
• Tangani dengan lembut
• Atasi dan cegah syok 
• Perlu bantuan medis

PATAH TULANG LENGAN ATAS


Gejala dan tanda :
- nyeri
- hilang fungsi gerak
- bengkok-memar
- korban menopang lengan cedera
Pertolongan Pertama :
- posisikan duduk
- topang lengan cedera di dada
- beri bantalan antara dada dengan lengan
- pakaikan gendongan lengan
- balut fiksir dengan balutan lebar
- periksa denjut nadi
- perlu bantuan medis

CARA PENGANGKUTAN KORBAN


Pengangkutan tanpa menggunakan alat (hanya 1 penolong):
- memapah
- membopong
- menggendong
- menjulang
- menarik
Pengangkutan tanpa menggunakan alat ( 2 penolong) :
- pengangkutan duduk
- pengangkutan terbaring
- penggangkutan duduk di atas kursi
- pengangkutan bergantung


Pendidikan Bela Negara

 






        

Era reformasi membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di Republik Indonesia. Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi tampaknya ada juga yang negatif dan pada gilirannya akan merugikan bagi keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru menyebabkan arus informasi dari segala penjuru dunia seolah tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi muda, untuk dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa setelah selama lebih dari 30 tahun merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter.

            Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat nasionalisme dan kecintaan pada negara. Perbedaan pendapat antar golongan atau ketidaksetujuan dengan kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam suatu sistem politik yang demokratis. Namun berbagai tindakan anarkis, konflik SARA dan separatisme yang sering terjadi dengan mengatas namakan demokrasi menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan sebagai suatu bangsa. Kepentingan kelompok, bahkan kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan utama. Semangat untuk membela negara seolah telah memudar.

 

            Bela Negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara Nasional Indonesia. Padahal berdasarkan Pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Republik Indonesia. Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.

 

            UU no 3 tahun 2002 tentang  Pertahanan  Negara RI mengatur tata cara penyelenggaraan pertahanan negara yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI)  maupun oleh seluruh komponen bangsa. Upaya melibatkan seluruh komponen bangsa dalam penyelenggaraan pertahanan negara itu antara lain dilakukan melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.  Di dalam masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi, tentu timbul pertanyaan apakah Pendidikan Pendahuluan Bela Negara masih relevan dan masih dibutuhkan. Makalah ini akan mencoba membahas tentang relevansi Pendidikan Pendahuluan Bela Negara di era reformasi dan dalam rangka menghadapi era globalisasi abad ke 21.

 

Hakekat Ancaman  Terhadap  Negara Kesatuan Republik Indonesia Ancaman Dari Luar

 

            Dengan berakhirnya Perang Dingin pada awal  tahun 1990an, maka ketegangan regional di dunia umumnya, dan di kawasan Asia Tenggara khususnya dapat dikatakan berkurang. Meskipun masih terdapat potensi konflik khususnya di wilayah Laut Cina Selatan, misalnya sengketa Kepulauan Spratly yang melibatkan beberapa negara di kawasan ini,  masalah Timor Timur yang menyebabkan ketegangan antara Indonesia dan Australia, dan sengketa Pulau Sipadan/Ligitan antara Indonesia dan Malaysia,  namun diperkirakan semua pihak yang terkait tidak akan menyelesaikan masalah tersebut melalui kekerasan bersenjata. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam jangka waktu pendek ancaman dalam bentuk agresi dari luar relatif kecil.  Potensi ancaman dari luar tampaknya akan lebih berbentuk upaya menghancurkan moral dan budaya bangsa melalui disinformasi, propaganda, peredaran narkotika dan obat-obat terlarang, film-film porno atau berbagai kegiatan kebudayaan asing yang mempengaruhi bangsa Indonesia terutama generasi muda, yang pada gilirannya dapat merusak budaya bangsa. Potensi ancaman dari luar lainnya adalah dalam bentuk "penjarahan" sumber daya alam Indonesia melalui eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkontrol yang pada gilirannya

dapat merusak lingkungan atau pembagian hasil yang tidak seimbang baik yang dilakukan secara "legal" maupun yang dilakukan melalui kolusi dengan pejabat pemerintah terkait sehingga meyebabkan kerugian bagi negara.

 

            Semua potensi ancaman tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan Ketahanan Nasional melalui berbagai cara, antara lain:

 

1.                  Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal

2.                  pengaruh-pengaruh  budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia

3.                  Upaya peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) melalui pemahaman dan       penghayatan  (bukan sekedar penghafalan)  sejarah perjuangan bangsa.

4.                  Pengawasan yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam nasional serta terciptanya       suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa (legitimate, bebas KKN, dan  konsisten       melaksanakan  peraturan/undang-undang).

5.                  Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat kecintaan terhadap tanah air serta menanamkan        semangat juang untuk membela negara, bangsa dan tanah air serta mempertahankan Panca        Sila sebagai  ideologi negara  dan UUD 1945 sebagai landasan berbangsa dan bernegara.

6.                  Untuk menghadapi potensi agresi bersenjata dari luar, meskipun kemungkinannya relative        sangat kecil,  selain menggunakan unsur kekuatan TNI,  tentu saja dapat menggunakan        unsur Rakyat Terlatih (Ratih) sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan Semesta.

 

            Dengan doktrin Ketahanan Nasional itu, diharapkan bangsa Indonesia mampu mengidentifikasi  berbagai masalah nasional termasuk ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan  terhadap keamanan negara guna menentukan langkah atau tindakan untuk menghadapinya.

 

Ancaman Dari Dalam

 

            Meskipun tokoh-tokoh LSM banyak yang menyatakan hal ini sebagai sesuatu yang mengada-ada, pada kenyataannya potensi ancaman yang dihadapi Negara Republik Indonesia tampaknya akan lebih banyak muncul dari dalam negeri, antara lain dalam bentuk:

 

1.                  Disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat

2.                  Keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran Hak Azasi Manusia       yang  pada gilirannya dapat menyebabkan huru-hara/kerusuhan massa

3.                  Upaya penggantian ideologi Panca Sila dengan ideologi lain yang ekstrim atau yang tidak       sesuai   dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia

4.                  Potensi konflik antar kelompok/golongan baik akibat perbedaan pendapat dalam masalah       politik,  maupun akibat masalah SARA

5.                  Makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional

            Di masa transisi ke arah demokratisasi sesuai dengan tuntutan reformasi saat ini, potensi konflik antar kelompok/golongan dalam masyarakat sangatlah besar. Perbedaan pendapat yang justru adalah esensi dari demokrasi malah merupakan potensi konflik yang serius apabila salah satu pihak berkeras dalam mempertahankan pendiriannya sementara pihak yang lain berkeras memaksakan kehendaknya.  Dalam hal ini,  sebenarnya cara yang terbaik untuk mengatasi perbedaan pendapat  adalah musyawarah untuk mufakat. Namun cara yang sesungguhnya merupakan ciri khas budaya bangsa Indonesia itu tampaknya sudah dianggap kuno atau tidak sesuai lagi di era reformasi ini. Masalahnya, cara pengambilan suara terbanyakpun (yang dianggap sebagai cara yang paling demokratis dalam menyelesaikan perbedaan pendapat) seringkali menimbulkan rasa tidak puas bagi pihak yang "kalah",  sehingga mereka memilih cara pengerahan massa atau melakukan tindak kekerasan untuk memaksakan kehendaknya.

 

            Tidak adanya kesadaran hukum di sebagian kalangan masyarakat serta ketidak pastian hukum akibat campur tangan pemerintah dalam sistem peradilan juga merupakan potensi ancaman bagi keamanan dalam negeri.  Apalagi di masa transisi saat ini ada kelompok/golongan yang secara terbuka menyatakan tidak mengakui Peraturan/perundangan yang dikeluarkan oleh pemerintah transisi yang berkuasa saat ini. Pelecehan terhadap hukum/undang-undang ini jelas menimbulkan kekacauan/anarki dan merupakan potensi konflik yang serius. Contoh yang paling nyata adalah insiden Semanggi di mana para pengunjuk rasa yang jelas-jelas tidak mematuhi UU no 9/1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum akhirnya bentrok dengan aparat keamanan yang justru ingin menegakkan hukum. Terlepas dari berbagai faktor psikologis dan politis yang memicu terjadinya insiden tersebut, kenyataannya adalah seandainya semua pihak menyadari pentingnya kepatuhan terhadap hukum, tentunya insiden itu tidak akan terjadi. Keragu-raguan aparat penegak hukum (kepolisian, kejaksaan maupun pengadilan) dalam menangani berbagai tindak pidana korupsi yang melibatkan pejabat tinggi negara juga potensial untuk menyulut huru-hara akibat kekecewaan masyarakat.  Tidak adanya kesadaran hukum, di samping aspek sosial-psikologis yang perlu diteliti lebih lanjut dan dicarikan penyelesaiannya,  juga menyebabkan sering timbulnya tawuran antar warga atau tawuran antar pelajar yang pada gilirannya menimbulkan keresahan masyarakat dan menyebabkan instabilitas keamanan lingkungan. Maka, sosialisasi berbagai peraturan dan perundang-undangan serta penegakan hukum yang tegas, adil dan tanpa pandang bulu adalah satu-satunya jalan untuk mengatasi potensi konflik ini. Potensi ancaman dari dalam negeri ini perlu mendapat perhatian yang serius mengingat instabilitas internal seringkali mengundang  campur tangan pihak asing,  baik secara langsung maupun tidak langsung,  untuk kepentingan mereka.

 

Memudarnya Nasionalisme dan Kecintaan Pada Bangsa dan Tanah Air

 

            Sebagai produk dari faktor politik, ekonomi, sosial dan intelektual pada suatu tahapan sejarah, nasionalisme adalah "suatu kondisi pikiran, perasaan atau keyakinan sekelompok manusia pada suatu wilayah geografis tertentu, yang berbicara dalam bahasa yang sama, memiliki kesusasteraan yang mencerminkan aspirasi bangsanya, terlekat pada adat dan tradisi bersama, memuja pahlawan mereka sendiri dan dalam kasus-kasus tertentu menganut agama yang sama"

 

            Nasionalisme adalah produk langsung dari konsep bangsa. Ia merujuk kepada perasaan "kasih sayang" pada satu sama lain yang dimiliki oleh anggota bangsa itu dan rasa kebanggaan yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri. Dia adalah semangat kebersamaan yang bertujuan memelihara kesamaan pandangan, kesamaan masyarakat dan kesamaan bangsa dalam suatu kelompok orang-orang tertentu. Dia adalah suatu idelogi abstrak yang mengakui kebutuhan akan suatu pengalaman bersama, kebudayaan bersama, dasar sejarah, bahasa bersama dan lingkungan politik yang homogen. Nasionalisme dapat diungkapkan dengan berbagai cara, misalnya keinginan untuk mencapai taraf kehidupan yang tinggi, keinginan untuk memenangkan medali emas lebih banyak dari negara lain dalam Olympiade, atau bahkan menundukkan wilayah lain yang berbatasan.

 

            Akhir-akhir ini ditengarai bahwa semangat nasionalisme dan patriotisme, khususnya di kalangan generasi muda Indonesia telah memudar. Beberapa indikasi antara lain adalah munculnya semangat kedaerahan seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah; ketidakpedulian terhadap bendera dan lagu kebangsaan; kurangnya apresiasi terhadap kebudayaan dan kesenian daerah; konflik antar etnis yang mengakibatkan pertumpahan darah.

 

            Ketidak mampuan pemerintah pasca Orde Baru untuk mengatasi krisis multidimensional sering dijadikan "kambing hitam" penyebab memudarnya nasionalisme. Banyak orang yang tidak merasa bangga menjadi orang Indonesia akibat citra buruk di dunia internasional sebagai "sarang koruptor" dan "sarang teroris". Banyak orang yang enggan membela negara dengan alasan "saya dapat dari negara?"  Presiden John F. Kennedy dari Amerika Serikat pernah mengatakan, "don't ask what your country can do for you, ask what can you do for your country!" (jangan tanyakan apa yang dapat dilakukan oleh negaramu untukmu, tapi tanyakan apa yang dapat kamu lakukan untuk negaramu!) Semangat seperti itu seharusnya juga berlaku bagi semua warga Negara Indonesia. Ada semacam kekeliruan pandangan bahwa negara identik dengan pemerintah. Setiap warga negara boleh saja tidak setuju dengan kebijakan pemerintah, tapi dia tetap berhak dan wajib membela negaranya.

 

            Memudarnya nasionalisme dan patriotisme mungkin juga disebabkan oleh tiadanya penghayatan atas arti perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Perayaan hari Kemerdekaan setiap tanggal 17 Agustus selama berpuluh tahun terkesan hanya sebagai ritual upacara bendera yang membosankan.  Tradisi "hura-hura"  lomba makan krupuk dan panjat pinang,  panggung hiburan yang dari tahun ke tahun hanya diisi oleh vocal group remaja setempat di setiap RT di seluruh tanah air dan gapura yang mencantumkan slogan-slogan kosong di setiap ujung gang. Yang lebih memprihatinkan, di tengah krisis ekonomi yang berlarut-larut ini, hari Kemerdekaan dirayakan dengan kembang api. Betapa tidak nasionalis dan tidak patriotisnya, membakar uang puluhan juta rupiah sementara sebagian besar rakyat tengah menderita.  Sedikit sekali kelompok masyarakat yang merayakan hari Kemerdekaan dengan acara syukuran dan do'a bersama mengingat jasa para pahlawan yang telah mengorbankan nyawa mereka untuk mencapai kemerdekaan ini.

 

            Demikian pula Sumpah Pemuda, yang sebenarnya adalah modal awal persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia jauh sebelum kemerdekaan, kini seolah hanya merupakan pelajaran sejarah yang tidak pernah dihayati dan diamalkan. Munculnya gerakan separatisme dan konflik antar etnis membuktikan tidak adanya kesadaran bahwa kita adalah satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Harus diakui bahwa ada faktor-faktor politis, ekonomi dan psikologis yang menyebabkan gerakan-gerakan separatis maupun konflik antar etnis itu, misalnya masalah ketidak adilan sosial dan ekonomi, persaingan antar kelompok dan sebagainya. Kurang tanggapnya pemerintah baik di pusat maupun daerah untuk mengantisipasi atau segera menangani berbagai permasalahan itu menyebabkan tereskalasinya suatu masalah kecil menjadi konflik yang berkepanjangan.

 

Bela Negara Sebagai Hak dan Kewajiban Warga Negara Konsep Bela Negara

 

            Pasal 30 UUD 1945 menyebutkan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara". Konsep  Bela Negara dapat diuraikan yaitu secara fisik maupun non-fisik.  Secara fisik yaitu dengan cara "memanggul bedil" menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan Bela Negara secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai "segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara".

 

Bela Negara Secara Fisik

 

            Keterlibatan warga negara sipil dalam upaya pertahanan negara merupakan hak dan kewajiban konstitusional setiap warga negara Republik Indonesia. Tapi,  seperti diatur dalam UU no 3 tahun 2002 dan sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan  Semesta, maka pelaksanaannya dilakukan oleh Rakyat Terlatih (Ratih) yang terdiri dari berbagai unsur misalnya Resimen Mahasiswa, Perlawanan Rakyat, Pertahanan Sipil, Mitra Babinsa, OKP yang telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer dan lainnya. Rakyat Terlatih mempunyai empat fungsi yaitu Ketertiban Umum, Perlindungan

JENIS-JENIS JERAT RANJAU HEWAN

   Jenis-Jenis Jerat   Groun Snare         Perangkap ini di buat pada jalur yang selalu binatang datang, untuk itu kita perl...

Temukan di sini